Monthly Archives: Juli 2011

MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN ASET YANG DIKELOLA

Struktur Analisis

 

Tujuan pengukuran penggunaan aset merupakan analogi dari tujuan pusat laba yaitu:

  1. Untuk memberikan informasi yang berguan dalam membuat keputusan yang bagus mengenai aset yang digunakan dan untuk memacu para manajer.
  2. Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi.

Memfokuskan diri pada laba tanpa mempertimbangkan aset yang digunakan untuk menghasilakn laba tersebut tidaklah mencukupi untuk proses pengendalian. Kecuali untuk beberapa jenis organisasi jasa tertentu yang jumlah modalnya tidak signifikan, tujuan penting dari sebuah perusahaan yang berorientasi pada laba adalah untuk menghasilkan tingkat pengambalian (return)yang memuaskan atas modal yang digunakan.

Pihak manajemen senior akan sulit untuk membandingkan kinerja laba dari suatu unit usaha dengan unit usaha yang lain, atau dengan unit yang sama di perusahaan lain kecuali jumlah akriva yang digunakan ikut diperhitungakan. Membandingkan perbedaan laba yang mencolok tidak akan berarti jika unit usaha yang menggunkan sumber daya yang berbeda; dengan kata lain, semakin banyak sumber daya yang digunakan, seharusnya semakin besar laba yang di peroleh. Perbandingan semacam ini digunakan untuk menilai kinerja manjer unit usaha dan untuk memutuskan cara pengalokasian sumber daya.

Para manajer unit usaha mempunyai dua sasaran kinerja yaitu:

  1. Mereka harus menghasilkan laba yang mencukupi dari sumber daya yang   digunakan.
  2. Mereka dapat menggunakan sumber daya tambahan hanya jika pengguna tersebut menghasilkan tingkat pengemballian yang memadai.

Tujuan dari menghubungkan laba dengan investasi adalah untuk memotivasi para manajer unit usaha guna mencapai sasaran-sasaran tersebut diatas.

Tingkat pengembalian atas investasi (ROI) adalah suatu rasio perbandingan. Pembilangnya (numerator) adalah pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan. Penyebutnya (denominator)adalah aset yang digunakan.

Nilai tambahan ekonomi (EVA) adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh dengan mengurangkan beban moral (capital charge) dari laba operasi bersih (net operating profit). Beban moral diperoleh dari perkalian antara jumlah aset yang digunakan dengan suatu tingkat tarif (rate).

 

Mengukur Aset yang Digunakan

 

Dalam memutuskan dasar investasi apa yang digunakan untuk mengevaluasi pusat investasi, kantor pusat menanyakan dua hal: Pertama, praktik-praktik apa saja yang akan membuat para manajer unit usaha menggunakan aset mereka dengan efisien dan untuk mendapatkan jumlah dan jenis yang tepat dari aset tetap? Kedua, praktik-prakti apa saja yang paling baik mengukur kinerja suatu entitas ekonomi?

 

Kas

Hampir semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha memegang saldo kas yang dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan antara arus aks masuk dan arus kas keluar. Saldo kas unit usaha mungkin hanya akan merupakan “selisih” antara penerimaan dan pengeluran harian. Akibatnya, saldo kas pada tingkat unit usaha cenderung jauh lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas yang diperlukan, jika unit usaha merupakn suatu perusahaan independen.

Beberapa perusahaan mengabaikan unsur kas dalam investais. Alasannya karena jumlah kas tersebut mendekati kewajiban lancar. Jika demikian, jumlah piutang dan perusahaan akan mendekati jumlah modal kerja (working capital).

 

Piutang

Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung, melalui kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan, dan secara langsung, melalui penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit, serta melalui wewenang mereka dalam menagih kredit yang telah jatuh tempo. Unsur piutang sering dimasukan pada saldo aktual akhir periode, meskipun rata-rata antar periode secara konsep merupakan ukuran yang lebih baik atas jumlah yang seharusnya dikaitkan dengan laba.

Memasukan unsur piutang pada harg ajual atau harga pokok penjualan merupakan hal yang masih diperdebatkan. Suatu pihak berargumen bahwa investasi riil dari suatu unit dalam piutang hanya sebesar harga pokok penjualan dan bahwa tingkat pengembalian yang memuaskan atas investasi ini mungkin sudah mencukupi. Dilain pihak, unit usaha dapat menginvestasikan kembali uangyang diperoleh dari piutang, sehingga piutangharus dimasukkan pada harga jualnya. Alternatif yang lebih sederhana yaitu, memasukan piutang pada nilai buku, yang merupakan harga jual dikurangi penyisihan atas piutang tak teragih. Jika unit usaha tersebut tidak mengendalikan kredit maupun penagihannya, maka piutang dapat dihitungberdasarkan suatu rumus yang konsisten dengan periode pembayaran normal.

 

Persediaan

Persediaan dicatat pada jumlah akhir periode meskipun rata-rata antarperiode lebih baik secara konsep. Jika perusahaan menggunakan metode LIFO untuk tujuan akuntansi keuangan, maka metode penilaian lain biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usaha, karena saldo persediaan LIFO cenderung sangat rendah padapeiode terjadinya inflasi. Dalam kondisi-kondisi tersebut, persediaan sebaiknya dinilai pada biaya standar rata-rata, dan biaya yang sama sebaiknya digunakan untuk mengukur harga pokok penjualan pada laporan laba rugi unit usaha.

Jika persediaan barang dalam proses didanai melalui pembayaran dimuka atau pembayaran cicilan dari konsumen, seperti yang biasa terjadi jika barang tersebut membutuhkan waktu porduksi yang lama. Pembayaran tersebut akan dikurangi dari jumlah persediaankotor, atau dilaporkan sebagai kewajiban.

 

Modal Kerja secara Umum

Perlakuan atas modal kerja sangatlah bervariasi. Pada satu sisi, perusahaan memasukan seluruh aset lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Alasannya dari sudut pandang motivasional jika unit-unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Tetapi metode tersebut menyatakan terlalu tinggi jumlah modal korporat yang diperlakukan untuk mendanai unit usaha, karena kwajiban lancar merupakn sumber modal, sering kali dengan biaya bungan sama dengan nol. Dilain pihak, seluruh kewajiban lancar dapat dikurangkan dari aset lancar. Metode ini menyediakan ukuran yang baik atas modal yang disediakan oleh perusahaan, dimana perusahaan mengharapkan agar unit usaha memperoleh pengembalian. Tetapi, hal tersebut mengimplikasi bahwa para manajer unit usaha bertanggung jawab atas beberapa kewajiban lancar dimana para manajer tersebut tidak memiliki kendali.

 

Properti, Pabrik dan Peralatan

Dalam akuntansi keuangan, aset tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan dan biaya ini dihapuskan sepanjang umur ekonomis aset melalui penyusutan.hampir semua perusahaan menggunakan metode yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar aset dari unit usaha. Hal ini menyebabkan permasalahan serius dalam penggunaan sistem tersebut untuk tujuan yang dimaksudkan. Permasalahan tersebut akan dianalisis pada bagian-bagian berikut:

 

Akuisisi Peralatan Baru

Dengan perhitungan EVA, pembelian mesin akan menaikan pendapatan sebelum pajak, tetapi kenaikan ini lebih dibandingkan dengan kenaikan beban modal (capital charge). Perhitungan EVA menandakan bahwa profitabilitas telah menurun walaupun fakta ekonomi menunjukan bahwa laba mengalami kenaikan.

Jumlah EVA dalam tahun-tahun selanjutnya akan meningkat seiring dengan penurunan nilai buku dari mesin tersebut. Kenaikan EVA setiap tahunnya tidak mencerminkan perubahan ekonomi yang sebenarnya. Meskipun tampaknya terjadi kenaikan profitabilitas secara konstan, namun sebenarnya tidak ada perubahan profitabilitas pada tahun setelah mesin tersebut dibeli. Unit usaha yang memiliki aset yang sudah tua, atau yang sudah sepenuhnya disusutkan, akan cenderung melaporkan EVA yang lebih besar daripada unit usaha yang memiliki aset yang lebih baru.

Jika profitabilitas diukur dengan ROI, maka akan terjadi ketidakkonsistenan yang sama. Terbukti bahwa jika aset yang telah disusutkan dimasukan ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih, maka profitabilitas unit usaha tersebut akan dinyatakan secara salah (misstated) pada nilai buku bersih, dan para manajer unit usaha tidak akan termotivasi untuk mengambil keputusan akuisisi yang tepat.

 

Nilai Buku Kotor

Fluktuasi dalam EVA dan ROI dari tahun ke tahun dapat dihindari dengan memasukan unsur aset yang dapat disusutkan (depreciable asset) dalam dasar investasi pada nilai buku kotornya (gross book value), dan bukan nilai buku bersih (net book value). ROI yang dihitung berdasarkan nilai buku kotor akan selalu menyatakan terlalu rendah tingkat pengembalian sebenarnya.

 

Dispoisisi Aset

Jika satu mesin baru dianggap akn menggantikan mesin yang telah adaa dan yang masih memiliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut tidak relevan dalam analisis ekonomi atas usulan pembelian (kecuali bahwa secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi pajak penghasilan). Tetapi, menghilangkan nilai buku daria aset lama dapat emmpengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha secra subtansial. Nilai buku kotor akan meningkat hanya sebesar selisih antara nilai buku bersih setelah tahun pertama dari mesin yang baru dengan nilai buku bersih dari mesin yang lama.

Secara total, jika aset dimasukkan ke dalam dasar investasi pada biaya awalnya, maka manajer unit usaha akan termotivasi untuk menghilangkan aset tersebut-meskipun kativa itu memiliki suatu kegunaan-karena dasar investasi unit usaha akan berkurang sejumlah biaya penuh dari aset tersebut.

 

Penyusustan Anuitas

Jika penyusutan ditentukan oleh metode anuitas, dan bukan oleh metode garis lurus, maka perhitungan profitabilitas unit usaha akan menunjukan EVA dan ROI yang tepat, karena metode penyusutan anuitas sesungguhnya mengaitkan pengembalian investasi yang implisit dalam perhitungan nilai sekarang. Penyusutan anuitas merupakan kebalikan dari penyusutan yang dipercepat, di mana jumlah penyusutan tahunan adalah rendah pada tahun-tahun pertama ketika nilai investasinya masih tinggi dan meningkat setiap tahunnya seiring dengan menurunnya nilai investasi; tetapi pengembalian hasil tetap konstan.

 

 

Metode Penilaiaan yang Lain   

Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetapkan batas bawah, biasanya 50 persen, sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Hal ini mengurangi distorsi yang terjadi dalam unit usaha yang memiliki aset yang tua. Kesulitan dalam metode ini adalah bahwa suatu unit usaha dengan aset tetap yang memiliki nilai buku bersih diatas 50 persen nilai buku kotornya dapat mengurangi dasar investasi dengan sepenuhnya membuang aset-aset yang masih bagus. Perusahaan-perusahaan lain sama sekali tidak menggunakan catatan akuntansi dan menggunakan estimasi nilai sekarang dari aset.

Permasalahan utama dalam menggunakan nilai-nilai nonakuntasi adalah bahwa nilai tersebut cenderung subjektif, dibandingkan dengan nilai-nilai akuntansi, yang tampak lebih objektif dan umumnya tidak menimbulkan pertentangan. Akibatnya, data akuntansi memiliki aura realitas bagi manajemen operasi.

Masalah yang berkaitan dengan penggunaan jumlah nonakuntansi dalam sistem internal adalah bahwa proftabilitas unit usaha tidak akan konsisten dengan profitabilitas perusahaan yang dilaporkan kepada para pemegang saham. Persoalan lain dalam menggunakan nilai pasar sekarang adalah memutuskan bagaimana menentukan nilai ekonomis.

 

Aset-aset yang Disewagunausahakan

Banyak perjanjian sewa guna usaha merupakan perjanjian pendanaan yaitu perjanjian tersebut memberikan cara alternatif untuk menggunakan aset ynag seharusnya didapatkan dari pendanaan dengan utang dan modal. Sewa guna usaha finansial (yaitu, sewa guna usaha jangka panjang yang setara dengan nilai sekarangdari arus beban sewa) adalah sama dengan utang dan dilaporkan juga dalam neraca. Keputusan pendanaan biasanya dilakukan oleh kantor pusat. Karena alasan tersebut, pembatasan biasanya diberlakukan pada kebebasan manajer unit usaha untuk melakukan sewa guna usaha atas aset.

 

Aset Tidak Berwujud

Beberapa perusahaan cenderung melaksanakan penelitian dan pengembangan (R&D) yang intensif (misalnya, mengembangkan dana yang besar untuk mengembangkan produk baru); sedang yang lainnya cenderung fokus pada pemasaran (misalnya, perusahaan menghabiskan banyak dana untuk iklannya). Dengan menghitung aset semacam ini sebagai investasi jangka panjang, manajer unit usaha akan memperoleh manfaat jangka pendek yang lebih sedikit dari pengurangan atas pengeluaran untuk pos tersebut.

 

Kewajiban Tidak Lancar

Kadang-kadang, suatu unit usaha menerima modal permanennya dari kumpulan dana korporat. Korporat memperoleh dana tersebut dari pemberi pinjaman, investor modal, dan laba ditahan. Bagi unit usaha, jumlah total dari dana tersebut adalah relevan tetapi tidak dengan sumber daya dari mana dana tersebut berasal. Meskipun demikian, dalam situasi yang tidak lazim, pendanaan suatu unit usaha mungkin saja merupakan hal yang aneh bagi unit usaha itu sendiri.

 

Beban Modal

Kantor pusat korporat menentukan tarif yang digunakan untuk menghitung beban modal. Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi daripada tarif korporat untuk pendanaan dengan utang karena dana yang terlihat merupakan campuran antara utang da modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity). Biasanya, terif tersebut ditetapkan dibawah estimasi biaya modal perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit usaha berada diatas nol.

 

Survei-survei Praktik

Kebanyakan perusahaan memasukan unsur aset tetap ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih. Perusahaan-perusahaan tersebut melakukannya karena ini merupakan jumlah dengan mana aset tersebut dicatat dalam laporan keuangan, dan oleh karenanya, sesuai dengan laporan keuangan tersebut mencerminkan jumla mondal yang digunakan dalam divisi tersebut.

 

EVA vs. ROI

 

Hampir semua perusahaan yang mempunyai pusat investasi mengevaluasi unit-unit usahanya berdasarkan ROI, dibandingkan yang menggunakan EVA. Ada tiga keuntungan ROI. Pertama, ROI merupakan pengukuran yang komprehensif dimana semua mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ini. Kedua, ROI mudah dihitung, mudah dipahami, dan sangat berarti dalam pengertian absolut. Ketiga, ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas, tanpa mempedulikan ukuran dan jenis usahanya. Kinerja dari unit yang berbeda dapat saling dibandingkan. Selain itu, data ROI pesaing bersedia sehingga dapat dijadiakan sebagai dasar perbandingan.

Pendekatan EVA memiliki empat keunggulan diabanding ROI. Pertama, dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi. Di lain pihak, pendekatan ROI memberiakn insentif yang berbeda untuk investasi diantara unit-unit usaha. Kedua, keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba keseluruhan. Ketiga, tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aset yang berbeda pula. Keempat, EVA berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Para pemegang saham merupakan pemilik kepentingan yang penting dalam perusahaan. Ada beberapa alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi sangat penting bagi perusahaan: a). Mengurangi risiko pengambilalihan (takeover); b). Menciptakan nilai tukar unutk agresivitas dalam merger dan akuisisi, dan c). Mengurangi biaya modal, sehingga memungkinkan investasi yang lebih cepat untuk pertunbuhan masa depan. Jadi, mengoptimalkan nilai pemegang saham merupakan tujuan penting bagi suatu perusahaan. Mandat terbaik untuk nilai pemegang saham pada tingkat unit usaha adalah meminta para manajer unit usaha untuk menciptakandan meningkatkan EVA. EVA diukur dengan cara sebagai berikut:

 

EVA = Laba bersih – Beban modal

dengan

Beban Modal = Biaya modal x modal yang digunakan                        (1)

Cara lain untuk menyatakan persamaan (1) adalah :

EVA = Modal yang digunakan (ROI – Biaya modal)                          (2)

 

Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer

 

Dengan melihat kelemahan ROI, kelihatannya mengejutkan bahwa ROI digunakan secara luas. Diketahui bahwa kesalahan konseptual ROI untuk evaluasi kinerja adalah nyata dan menyebabakan timbulnya perilaku disfungsional dari para manajer unit usaha. Penggunaan EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat disarankan. Tetapi, EVA tidak menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perhitungan aset tetap kecuali metode penyusutan anuitas yang dipergunakan, dan hal ini jarang dilakukandalam praktik bisnis sehari-hari. EVA menyelesaikan masalah yang ditimbulkan dari perbedaan potensi laba. Seluruh unit usaha, tanpa melihat profitabilitasnya, akan termotivasi unutk meningkatkan investasi jika tingkat pengembalian dari investasi tersebut melebihi tarif yang ditentukan oleh sistem pengukuran.

Investasi dalam aset tetap dikendalikan oleh proses anggaran modal sebelun terjadinya dan oleh audit setelah penyelesaian untuk menentukan apakah ada arus kas yang diantisipasi terwujud. Hal tersebut jauh dari memuaskan karena penghematan atau pendapatan aktual dari akuisisi aset tetap tidak dapat diidentifikasikan.

 

Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatu Entitas

 

Laporan kinerja ekonomi unit usaha agak berbeda. Laporan-laporan manajemen dibuat bulanan atau kuartalan sementara laporan kinerja ekonomi biasanya dibuat dengan selang waktu yang tidak tetap, biasannya sekali dalam selang beberapa tahun. Laporan-laporan manajemen cenderung menggunakan informasi historis atas biaya aktual yang terjadi, sedangkan laporan-laporan ekonomi menggunakan informasi yang cukup berbeda.

Laporan-laporan ekonomi merupakan instrumen yang diagnostik. Laporan tersebut memberikan indikasi apakah strategi unit usaha yang sekarang sudah memuaskan dan jika tidak, keputusan apa yang harus diambil untuk unit usaha tersebut, memperbesarnya, memperkecil, mengubah arah, atau menjualnya. Laporan-laporan ekonomi dapat dijadiakan dasar untuk memperoleh nilai perusahaan secra keseluruhan. Nilai semacam ini disebut breakup value-yaitu, estimasi jumlah yang akan diteriam oleh para pemegang saham jika masing-masing unit usaha dijual. Perbedaan yang paling nyata antara kedua jenis laporan tersebut adalah bahwa laporan ekonomi lebih terfokus pada profitabilitas dimasa depan daripada profitabilitas yang sekarang atau yang lalu.

Kunci Jawaban Akuntansi Lanjutan S 3-4

Kelebihan biaya investasi terhadap nilai buku yang diperoleh:

Biaya investasi                                                                        Rp 52.000.000

Nilai buku: 80% x Rp 65.000.000                                          Rp 52.000.000

Kelebihan biaya investasi terhadap nilai buku                        0

 

a     Pendapatan dari PT Sunu (80% x Rp 15.000.000)          Rp 12.000.000

Dividen (80% x Rp 10.000.000)                                                                     Rp 8.000.000

Investasi pada PT Sunu                                                                                  Rp 4.000.000

(untuk mengeliminasi pendapatan dan dividen dari PT Sunu dan mengembalikan akun pada saldo awal

periodenya)

 

b    Laba ditahan-PT Sunu (awal)                                           Rp 11.000.000

Modal saham                                                                     Rp 50.000.000

Modal disetor lainnya                                                       Rp   4.000.000

Investasi pada PT Sunu                                                                                  Rp 52.000.000

Hak minoritas (20% x Rp 65.000.000)                                                           Rp 13.000.000

(untuk mengeliminasi saldo ekuitas dan investasi yang resiprokal, membentuk hak minoritas awal)

 

 

Untuk konsolidasi PT Parlan-PT Sunu dimasukkan ayat jurnal kertas kerja berikut ini:

Pendapatan hak minoritas (20% x Rp 15.000.000)                Rp 3.000.000

Dividen (20% x Rp 10.000.000)                                                                     Rp 2.000.000

Hak minoritas                                                                                                  Rp 1.000.000

 

 

PT PARLAN DAN PERUSAHAAN ANAK
KERTAS KERJA KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X8 (DALAM 000)
 

 

PT Parlan

80%

PT Sunu

Penyesuaian dan Eliminasi

Hak

Minoritas

Laporan

Konsolidasi

Laporan Laba Rugi
Penjualan Rp 310.000 Rp 100.000     Rp 410.000
Pendapatan dari PT Sunu  

12.000

 

 

 

a       12.000

   

HPP       200.000*         65.000*           265.000*
Beban-beban operasi  

77.000*

 

20.000*

     

97.000*

Pendapatan hak minoritas (20% x 15.000.000)        

 

Rp     3.000

 

 

3.000*

Laba bersih Rp   45.000 Rp   15.000     Rp   45.000
Laba Ditahan
Laba ditahan-PT Parlan  

Rp   65.000

 

 

     

Rp   65.000

Laba ditahan-PT Sunu    

Rp   11.000

 

b       11.000

   

Tambah: Laba bersih  

45.000

 

15.000

     

45.000

Kurang: Dividen  

30.000*

 

10.000*

 

a          8.000

 

2.000*

 

30.000*

Laba ditahan 31 Desember 19X8  

 

Rp   80.000

 

 

Rp   16.000

     

 

Rp   80.000

Neraca
Kas Rp   40.000 Rp   15.000     Rp   55.000
Piutang usaha-bersih  

60.000

 

30.000

   

90.000

Persediaan         24.000         20.000             44.000
Pabrik dan peralatan-bersih  

120.000

 

35.000

     

155.000

Investasi pada PT Sunu  

56.000

  a          4.000

b        52.000

   

  Rp 300.000 Rp 100.000     Rp 344.000
Hutang usaha Rp   30.000 Rp   18.000     Rp   48.000
Kewajiban lainnya  

20.000

 

12.000

     

32.000

Modal saham       150.000         50.000 b      150.000         150.000
Modal disetor lainnya  

20.000

 

4.000

 

b          4.000

   

20.000

Laba ditahan        80.000         16.000             80.000
  Rp 300.000 Rp 100.000      
Hak minoritas 1 Januari 19X8

(20% x Rp 65.000.000)

 

b        13.000

 

13.000

 

Hak minoritas 31 Desember 19X8  Rp   14.000         14.000
          Rp 344.000
*Dikurangkan

JAWABAN TUGAS AKL L-38

Modal saham-PT Toto                                                Rp 500.000.000

Laba ditahan-PT Toto                                                       200.000.000

Goodwill                                                                           140.000.000

Investasi pada PT Toto                                                                       Rp 700.000.000

Hak minoritas                                                                                            140.000.000

(untuk mengeliminasi saldo investasi dan ekuitas yang resiprokal, untuk menetapkan Rp 140.000.000 kelebihan biaya investasi (Rp 700.000.000) terhadap nilai buku yang diperoleh (80% x Rp 700.000.000 = Rp 560.000.000) pada goodwill dan untuk mengakui Rp 140.000.000 hak minoritas pada aktiva bersih PT Toto (ekuitas Rp 700.000.000 x 20% hak minoritas))

 

 

Hutang dividen                                                           Rp    20.000.000

Piutang dividen                                                                                   Rp   20.000.000

(untuk mengeliminasi piutang dan hutang dividen yang resiprokal (80% dari hutang dividen PT Toto sebesar Rp 25.000.000)

 

 

Saldo akun investasi pada tanggal 31 Desember 19X2 adalah sebagai berikut:

Investasi 2 Januari 19X2                                                                                 Rp 700.000.000

Tambah: 80% dari Rp 90.000.000 laba bersih PT Toto tahun 19X2                      72.000.000

Kurang: 80% dari Rp 50.000.000 dividen PT Toto tahun 19X2                           (40.000.000)

Saldo akun investasi 31 Desember19X2                                            Rp 732.000.000

 

 

 

 

 

PT LISA DAN PERUSAHAAN ANAK

KERTAS KERJA NERACA KONSOLIDASI

PADA TANGGAL 31 DESEMBER 19X2

PT Lisa

PT Toto

80%

Penyesuaian dan Eliminasi

Neraca

Konsolidasi

Debit

Kredit

Modal saham-PT Lisa 2.000.000.000       2.000.000.000
Laba ditahan-PT Lisa    600.000.000          600.000.000
Modal saham- PT Toto    500.000.000      500.000.000  

Laba ditahan- PT Toto    200.000.000      200.000.000  

Hutang dividen      90.000.000       25.000.000      20.000.000        95.000.000
Goodwill        140.000.000      140.000.000
Hak minoritas         140.000.000    140.000.000

 

Jadi, nilai-nilai akun-akun yang akan muncul pada neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 19X2 adalah sebagai berikut:

  1. 1.      Modal saham sebesar Rp 2.000.000.000
  2. 2.      Goodwill sebesar Rp 140.000.000
  3. 3.      Laba ditahan konsolidasi sebesar Rp 600.000.000
  4. 4.      Hak minoritas sebesar Rp 140.000.000

Hutang dividen sebesar Rp 95.000.000

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II JAWABAN L 3-8 DAN S 3-2

  1. A.      Jawaban L 3-8

Dalam investasi atas PT Lisa terhadap PT Toto dilakukan eliminasi saldo investasi dan ekuitas yang resiprokal, dan menetapkan Rp 140.000.000 kelebihan biaya investasi (Rp 700.000.000) atas nilai buku yang diperoleh 80% x Rp 700.000.000 = Rp 560.000.000 pada goodwill dan untuk mengakui Rp 140.000.000 terhadap hak minoritas pada aktiva bersih PT Toto ekuitas Rp 700.000.000 x 20% hak minoritas. Dibuatlah jurnal :

 

Modal saham PT Toto                                                 Rp 500.000.000

Laba ditahan PT Toto                                                       200.000.000

Goodwill                                                                           140.000.000

Investasi pada PT Toto                                               Rp 700.000.000

Hak minoritas                                                              Rp 140.000.000

 

 

Maka untuk mengeliminasi piutang dan hutang dividen yang resiprokal (80% dari hutang dividen PT Toto sebesar Rp 25.000.000) dibuatlah jurnal:

 

Hutang dividen                                                           Rp    20.000.000

Piutang dividen                                                           Rp   20.000.000

 

PT LISA DAN PERUSAHAAN ANAK

KERTAS KERJA NERACA KONSOLIDASI

PADA TANGGAL 31 DESEMBER 19X2

PT Lisa

PT Toto

80%

Penyesuaian dan Eliminasi

Neraca

Konsolidasi

Debit

Kredit

Modal saham-PT Lisa 2.000.000.000       2.000.000.000
Laba ditahan-PT Lisa    600.000.000          600.000.000
Modal saham- PT Toto    500.000.000      500.000.000  

Laba ditahan- PT Toto    200.000.000      200.000.000  

Hutang dividen      90.000.000       25.000.000      20.000.000        95.000.000
Goodwill        140.000.000      140.000.000
Hak minoritas         140.000.000    140.000.000

 

Perhitungan atas saldo akun:

Saldo akun investasi pada tanggal 31 Desember 19X2 adalah sebagai berikut:

Investasi 2 Januari 19X2                                             Rp 700.000.000

80% dari Rp 90.000.000 laba bersih PT Toto tahun 19X2            72.000.000     80% dari Rp 50.000.000 dividen PT Toto tahun 19X2                (40.000.000)

Saldo akun investasi 31 Desember19X2        Rp 732.000.000

PT Peri yang 80% kepemilikannya pada perusahaan anak PT Sandria

Investasi pada PT Sandria                                                      Rp 168.000.000

Nilai buku kepemilikan diperoleh 80% x Rp 110.000.000 PT Sandria

       88.000.000

Total kelebihan biaya terhadap nilai buku diperoleh             Rp   80.000.000

 

Alokasi terhadap aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi

  (Nilai Wajar             –            Nilai Buku)

x Kepemilikan

Alokasi Kelebihan

Persediaan Rp 50.000.000 Rp 30.000.000

80%

Rp 16.000.000
Tanah       60.000.000       50.000.000

80%

        8.000.000
Bangunan       90.000.000       70.000.000

80%

      16.000.000
Peralatan       30.000.000       40.000.000

80%

      ( 8.000.000)
Kewajiban lainnya       40.000.000       50.000.000

80%

        8.000.000
                     Total alokasi pada aktiva bersih dapat diidentifikasi Rp 40.000.000
                     Sisa dialokasikan pada goodwill       40.000.000
                     Total kelebihan biaya terhadap nilai buku yang diperoleh Rp 80.000.000

 

  1. B.       Jawaban S 3-2

a  Kelebihan yang belum diamortisasi            Rp   80.000.000

Modal saham-PT Sandria                                  100.000.000

Laba ditahan-PT Sandria                                    10.000.000

Investasi pada PT Sandria                                          Rp 168.000.000

Hak minoritas-20%                                                             22.000.000

(untuk mengeliminasi akun investasi dan ekuitas yang resiprokal, menimbulkan hak minoritas, dan  mencatat kelebihan yang belum diamortisasi)

 

b  Persediaan                                                   Rp  16.000.000

Tanah                                                                   8.000.000

Bangunan-bersih                                                16.000.000

Goodwill                                                            40.000.000

Kewajiban lainnya                                               8.000.000

Peralatan-bersih                                                           Rp    8.000.000

Kelebihan yang belum diamortisasi                                   80.000.000

(untuk mengalokasikan kelebihan yang belum diamortisasi pada tiap aktiva dan kewajiban dan pada     goodwill)

 

(DALAM 000)

PT PERI DAN PERUSAHAAN ANAK

KERTAS KERJA NERACA KONSOLIDASI

PADA TANGGAL 1 JANUARI 19X3

 

PT Peri

PT Sandria

80%

Penyesuaian dan Eliminasi

Neraca

Konsolidasi

Debit

Kredit

Aktiva          
Kas Rp   42.000 Rp    20.000     Rp    62.000
Piutang-bersih         80.000          30.000            110.000
Persediaan         70.000          30.000 b       16.000          116.000
Tanah       100.000          50.000 b         8.000          158.000
Bangunan-bersih       110.000          70.000 b       16.000          196.000
Peralatan-bersih         80.000          40.000   b          8.000        112.000
Investasi pada PT Sandria       168.000   a      168.000
Goodwill b        40.000            40.000
Kelebihan yg belum diamortisasi a        80.000 b       80.000
Total Aktiva Rp  650.000 Rp  240.000     Rp  794.000
Kewajiban & Ekuitas          
Hutang usaha Rp    90.000 Rp    80.000     Rp  170.000
Kewajiban lainnya          10.000          50.000 b          8.000            52.000
Modal saham-PT Peri        500.000            500.000
Laba ditahan- PT Peri          50.000              50.000
Modal saham- PT Sandria        100.000 a       100.000  
Laba ditahan- PT Sandria          10.000 a         10.000  
  Rp  650.000 Rp  240.000      
Hak minoritas       a        22.000           22.000
Total Kewajiban dan Ekuitas Rp   794.000

Standar Pelaporan Keuangan di Indonesia

Pelaporan  keuangan dalam akuntansi biasanya didasarkan pada peraturan ataupun standard yang berlaku, missal untuk akuntansi komersial memakai PSAK, Organisasi nirlaba berpedoman dengan PSAK NO. 45, dan Akuntansi sector public yang berpedoman pada PSAP.

Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai

perusahaan yang meliputi:

a) aktiva;

b) kewajiban;

c) ekuitas;

d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan

e) arus kas.

Informasi tersebut diatas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok bagi perusahaan yang berorientasi profit. Organisasi Nirlaba dan perusahaan lainnya yang akan menerapkan standar ini mungkin perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap deskripsi beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan dan istilah laporan keuangan itu sendiri serta dapat pula menyajikan komponen-komponen tambahan dalam laporan keuangannya. Untuk Organisasi Nirlaba, Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediaka ninformasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang,anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumberdaya bagi organisasi nirlaba.. Bagi akuntansi sector public ataupun pemerintahan mempunyai standard sendiri dalam mengatur hal ini, akan tetapi dalam PSAP NO.1 belum mencantumkan pertimbangan apa saja yang akan digunakan oleh SAP dalam rangka penyajian pelaporan keuangan, pedoman struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan walau demikian secara khusus, tujuan pelaporan keuangan pemerintah atau sektor publik adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan menunjukan  akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Perusahaan dan Organisasi nirlaba dalam menyusun laporan keuangannya dan pelaporannya berdasarkan PSAK yaitu harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Dalam Akuntansi Sektor Publik, Entitas Pelaporan diperkenankan untuk menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan sepenuhnya basis akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, maupun dalam pengakuan asset, kewajiban, dan, ekuitas walaupun kita ketahui bahwa penyusunan laporan keuangan sector public menerapkan basis kas.

Dalam pelaporan dan penyajiannya, Laporan keuangan komersil setidaknya disajikan secara tahunan. Apabila tahun buku perusahaan berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau pendek dari periode satu tahun maka sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, perusahaan harus mengungkapkan:

a)   alasan penggunaan periode pelaporan selain periode satu

tahunan; dan

b) fakta bahwa jumlah komparatif dalam laporan laba rugi, laporan perubahan  ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan.

Untuk laporan keuangan organisasi nirlaba, laporan keuangan disajikan secara periodik sesuai dengan PSAK yang berlaku. Hal yang sama pun berlaku untuk akuntansi sektor publik atau pemerintahannya, akan tetapi yang berbeda disini ialah jika adanya suatu masa transisi misal perubahan kas menjadi akrual basis maka suatu entitas pelaporan mengubah tanggal pelaporan entitas-entitas akuntansi yang berada dalam entitas pelaporan untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan kosolidasian.

 

Dalam pelaporannya, Laporan keuangan terdiri dari beberapa komponen pokok masing-masing. Untuk Laporan keuangan komersil yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

a) neraca,

b) laporan laba-rugi,

c) laporan perubahan ekuitas,

d) laporan arus kas, dan

e) catatan atas laporan keuangan.

Sedangkan Untuk Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan. Untuk komponen-komponen yang terdasap dalam set laporan keuangan pokok akuntansi sektor publik atau pemerintahan adalah laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan Catatan atas laporan keuangan.

PERILAKU DALAM ORGANISASI

Keselarasan Tujuan

Adanya perbedaan kondisi antara manajer senior yang mengiginkan agar tujuan organisasi tercapai dengan tujuan pribadi masing-masing anggota organiasi yang tidak selalu konsisten dengan tujuan organisasi. Perlu adanya sistempengendalian manajemen yaitu memastkan(sejauh mungkin) tingkat “keselarasan tujuan(goal congruence)” yang tinggi. Dalam proses yang sejajar dengan tujuan, manusia diarahkan untuk menhgambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan.

Sistem pengendalian yang memadai setidaknya tidak akan mendorong individu untuk bertindak melawan kepentingan organisasi. Misalnya bila system menekankan pada pengurangan biaya dan manajer merespon dengan vara mengurangi biaya melalui pengorbanan kualitas yang memadai atau manurangi biaya dalam unitnya sendiri dengan cara mengalokasikan jumlah lebih besar ke unit lain, maka manajer telah termotivasi, tetapi kea rah yang keliru.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan

Baik formal maupun informal mempengarui perilaku manusia dalam organisasi perusahaan, konsekuensinya, kedua hal tersebut akan mempengarui tingkat pencapaian keselarasan tujuan sebgaimana disebutkan diatas.namun hal yang juga yang harus diperhatikan oleh para perancang pengendalian formal adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan informal, seperti etos kerja, gaya manajemen danbudaya yang melingkupinya. Untuk lebih jelasnya akan dibahas factor internal dan eksternal.

Faktor-Faktor Eksternal

Yaitu norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan dalam masyarakat, di mana organisasi menjadi bagiannya. Norma-norma ini mencakup sikap, yang secara kolektif sering juga disebut etos kerja, yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan, semangat dan juga kebanggaan yang dmiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas.

Faktor-Faktor Internal

Budaya

Faktor internal yang terpenting adalah budaya didalam organisasi itu sendiri, yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta asumsi-asumsi yang secara eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Budaya organisasional dipengarui oleh personalitas dan kenijakan CEO, serta oleh personalitas dan kebijakan para manajer pada tingkat yang lebih rendah di are-area yang menjadi tanggungjawab mereka.

Gaya Manajemen

Gaya menajemen merupakan dampak yang paling kuat terhadap pengendalian manajemen. Biasanya sikap bawahan mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap atsan mereka, dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pada apa yang berpijak pada CEO. Para manajer gaya yang beragam. Beberapa diantaranya memiliki kharisma dan ramah, sementara yang lain bergaya agak santai.

Organisasi informal

Garis-garis dalam organisasi menggambarkan hubungan-hubungan formal, yaitu pemegang otoritas resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Sebagai contoh bagan tersebut mungkin menunjukan bahwa manajer produksi A memberikan laporan kepada manajer umum produksi A. namun dalam rangka menjalankan tangung jawab, manajer produksi divisi A juga menjalin komunikasi dengan banyak orang lain dalam organisasi, seperti dengan beberapa manajer lain, unit-unit pendukung, para staf di kantor pusat dan sejumlah orang yang barangkali sekadar teman atau kenalan. Kenyataan-kenyataan yang ditemui selama berlangsungnya proses pengendalian manajemen tidak bisa dipahami tanpa mengerti arti penting dari hubungan-hubungan yang menyusun di organisasi yang bersifat informal.

Persepsi dan Komunikasi

Dalam upaya meraih tujuan organisasi, para manajer operasi harus mengetahui tujuan dan tindakan yang harus diambil untuk mencapainy. Mereka menyerap informasi ini dari berbagai jalur, baik jalur formal maupun informal. Meskipun jalurnya sangat beragam, nemun tidak selalu jelas apa yang sesungguhnya diinginkan oleh para manajer senior. Sebuah organisasi adalah sebuah entitas yang komplek, dan tindakan yang diambil oleh berbagai bagian dari organisasi untuk mencapai tujuan bersama tersebut tidak bisa dinyatakan secara jelas, bahkan dalam situasi yang terbaik sekalipun.

Sistem Pengendalian Formal

Aturan-Aturan

Istilah “aturan-aturan” sebagai seperangkat tulisan yang memuat semua jenis instruksi dan pengendalian, termasuk didalamnya adalah instruksi-instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan-panduan, dan tuntunan-tuntunan etis. Sejumlah aturan bernilai positif, aturan-aturan lain adalah larangan terhadap tindakan-tindakan yang tidak etis illegal, atau tindakan-tindakan lain yang tidak diinginkan.

Beberepa jenis aturan dibawah ini

Pengendalian Fisik

Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan besi, passwords computer, televisi pengawas, dan pengendalian fisk lainnya mungkin merupakan bagian dari struktur pengendalian.

Manual

Manual dalam organisasi birokraaris jauh lebih rinci dibandingkan dengan aturan diorganisasi lain. Organisasi besar memiliki panduan dan aturanyang lebih banyak dibndingkan dengan organisasi lain yang lebih kecil. Dengan berlalunya waktu, sejumlah aturan akan menjadi kadaluwarsa. Oleh karena itu, panduan-panduan dan serangkaian aturan lain harus dikaji ulang secara berkala untuk memastikan bahwa aturan-aturan tersebut masih sesuai dengan apa yang diharapkan oleh manajer senior.

Pengamanan Sistem

Berbagai pengamanan dirancang ke dalam sistem pemrosesan informasi untuk menjamin agar informasi yang mengalir melalui sistem itu akan bersifat akurat dan untuk mencegah kecurangan.

Sistem Pengendalian Tugas

Pengendalian tugas didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tugas-tugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisien. Kebanyakan dari tugas-tugas itu dikendalikan melalui peraturan-peraturan.

Proses Kendali Secara Formal

Suatu perencanaan strategis akan melaksanakan tujuan dan strategi organisasi. Seluruh informasi yang tersedia dipergunakan untuk membuat perencanaan ini. Perencanaan strategis tersebut kemudian di konversi menjadi anggaran tahunan yang fokus pada pendapatan dan belanja yang direncanakan untuk masing-masing pusat tanggung jawab. Pusat tanggung jawab ini juga dituntun oleh aturan-aturan dan informasi formal lain. Pusat tanggung jawab menjalankan operasi-operasi yang ditugaskan, dan hasilnya kemudian dinilai dan dilaporkan. Hasil-hasil aktual kemudian dibandingkan dengan target yang tercantum dalam anggaran untuk menentukan apakah kinerjanya memuaskan atau tidak.

Jenis-Jenis Organisasi

Organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum:

  1. Struktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungsi yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran

  2. Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manajer bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit dan unit bisnis berfungsi sebagai bagian yang semi-independen dari perusahaan

  3. Struktur matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.

Organisasi-Organisasi Fungsional

Keuntungan pada organisasi fungsional adalah efisiensi karena bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang kurang memiliki pengetahuan khusus.

Kelemahan pada organisasi fungsional adalah sebagi berikut:

  1. Dalam organisasi fungsional terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer fungsional secara terpisah (seperti, manajer produksi dan manajer pemasatan) karena tiap-tiap fungsi tersebut sama-sama memberikan kontribusi pada hasil akhir sehingga tidak aada cara untuk menentukan bagian dari laba yang dihasilkan masing-masing fungsi.

  2. Jika manajer terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari fungsi tersebut maka perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi berbeda hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu berasal dari tingkatan organisasi yang lebih rendah.

  3. Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam.

Unit-Unit Bisnis

Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Unit bisnis tersebut bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang terpisah.

Keuntungan dari bentuk perusahaan unit bisnis adalah sebagai berikut:

  1. Bahwa struktur ini bisa berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi manajemen secara umum

  2. Karena unit bisnis lebih dekat dengan pasar dari produk-produknya dibandingkan dengan kantor pusat, maka para manajer unit bisnis dapat membuat keputusan-keputusan produksi dan pemasaran yang lebih baik dibandingkan dengan cara yang diputuskan oleh kantor pusat.

  3. Unit bisnis dapat memberikan reaksi yang cepat terhadap ancaman-ancaman atau peluang baru.

Kerugian dari bentuk organisasi unit bisnis adalah sebagai berikut:

  1. Adanya kemungkinan bahwa masing-masing staf unit bisnis menduplikasi sejumlah pekerjaan dalam organisasi fungsional, dikerjakan di kantor pusat

  2. Bahwa perselisihan yang terjadi di antara spesialis fungsional digantikan dengan perselisihan di antara unit-unit bisnis dalam organisasi unit bisnis.

Implikasi terhadap Rancangan Sistem

Pengendalian bukanlah satu-satunya kriteria. Dengan kata lain, meskipun dampak-dampak pengendalian dari berbagai struktur organisasi harus ditinjau oleh para manajer senior, tetapi begitu pihak manajemen telah memutuskan bahwa sebuah struktur dinilai paling baik, setelah mempetimbangkan segala sesuatunya, maka para perancang sistem harus menganggap sruktur apa adanya. Akan tetapi, para perancang sistem tidak perlu memaksakan agar kebijakan rotasi tersebut dihapuskan begitu saja untuk memudahkan mekanisme penilaian kinerja seseorang. Sistem tidak diciptakan untuk melayani seorang perancang sistem yang benar adalah perancang sistemlah yang harus melayani sistem.

Fungsi Kontroler

Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian manajemen disebut sebagai seorang kontroler. Sebenarnya, di banyak organisasi, jabatan ini adalah chief financial officer (CFO).

Kontroler biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut:

  1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

  2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan (termasuk pengembalian pajak) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya

  3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan-laporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan proposal-proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikan ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

  4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional

  5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam pendidikan personel manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendali.

Relasi ke Jajaran Organisasi

Fungsi pengendalian adalah fungsi staf. Seorang pengendali bertangung jawab untuk mengembangkan dan menganalisis tolak ukur yang digunakan untuk melakukan pengendalian serta merekomendasikan tindakan-tindakan yang diperlukan pihak manajemen. Para kontroler juga memainkan peranan penting dalam mempersiapkan perencanaan strategis dan anggran. Dalam kapasitas ini, para kontroler bertindak seperti layaknya manajer. Perbedaannya adalah bahwa keputusan mereka dapat dibatalkan oleh jajaran manajer, kepada siapa para manajer bawahan bertanggung jawab.

Kontroler Unit Bisnis

Para kontroler unit bisnis tidak mau membagi loyalitas mereka. Pada satu sisi, mereka berutang kesetiaan pada kontroler korporat yang memegang tanggung jawab operasi sistem pengendalian secara keseluruhan. Di sisi lain, mereka juga berutang kesetiaan pada para manajer di unit mereka, yaitu pihak kepada siapa mereka memberikan bantuan.

Di beberapa perusahaan, kontroler unit bisnis memberikan laporan kepada manajer unit bisnis dan mereka dihubungkan dengan garis putus-putus ke kontroler korporat. Di sini, manajer umum unit bisnis adalah atasan langsung kontroler, dan dia memiliki wewenang dalam mempekerjakan, melatih, memindahkan, memberikan kompensasi, mempromosikan, dan memecat para kontroler di unit yang bersangkutan. Akan tetapi, keputusan semacam ini jarang dibuat tanpa masukan dari kontroler korporat.

Di perusahaan-perusahaan lain, para kontroler unit bisnis memberikan laporan secara langsung kepada kontroler korporat, yaitu atasan mereka, sebagaimana ditunjukkan dalam garis penuh pada diagram organisasi.

KONTRAK FORWARD MATA UANG DAN PERJANJIAN-PERJANJIAN LAINNYA

Perusahaan-perusahaan seringkali dapat menghindari keuntungan maupun kerugian dari perubahan nilai kurs dengan cara melunasi atau meminta pelunasan langsung ( transaksi tunai ) atau dapat melakukan operasi hedging. Operasi hedging adalah kontrak penjualan atau pembelian mata uang asing untuk menghindari resiko memegang hutang atau piutang dalam mata uang asing. Strategi yang bisa digunakan untuk menghindari risiko fluktuasi nilai tukar ini adalah kontrak berjangka. Dalam FASB. 52 disebutkan bahwa kontrak berjangka adalah perjanjia untuk melakukan pertukaran mata uang yang berbeda pada satu waktu tertentu di masa yang akan datang, dan pada kurs tertentu yang disepakati. PSAK No. 10 menyatakan bahwa transaksi valuta berjangka adalah transaksi pertukaran dua valuta asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembal;i secara berjangka atau penjualan tunai dengan pembelian secara berjangka. Pertukaran mata uang serta bentuk-bentuk perjanjian lain yang pada dasarnya sama dengan kontrak berjangka dianggap sebagai kontrak berjangka untuk tujuan akuntansi. Terdapat empat situasi dimana kontrak berjangka ini digunakan, yaitu : 1. untuk berspekulasi dalam pergerakan harga nilai tukar 2. untuk melakukan hedging atas posisi hutang bersih atau aktiva bersih mata uang asing yang diekspor 3. untuk melakukan hedging komitmen mata uang asing 4. untuk melakukan hedging investasi bersih di entitas luar negeri Spekulasi Keuntungan maupun kerugian selisih kurs dari kontrak berjangka untuk tujuan spekulasi terrhadap pergerakan harga mata uang asing dimasukkan ke dalam pendapatan pada periode dimana kurs forward mengalami perubahan. Kurs forward 30,90, dan 180 hari untuk beberapa mata uang selalu ditetapkan secara harian di terbitan tertentu. Kontrak berjangka untuk tujuan spekulasi dini pada kurs forward yang dipakai sepanjang masa kontrak. Akuntansi dasar bagi kontrak berjangka untuk tujuan spekulasi diilustrasikan pada contoh berkut : Pada tanggal 2 Nopember 19X7, Aqstr International menyetujui kotrak berjangka 90 hari untuk membeli 10.000 Ringgit Malaysia pada saat kurs forward 90 hari untuk Ringgit adalah Rp 615. Kurs spot untuk Ringgit pada tanggal 2 Nopember 19X7 tersebut adalah Rp 617. Kurs pada tanggal 31 Desenber 19X7 dan 30 Januari 19X8 adalh sebagai berikut : 31 Desember 19X7 30 Januari 19X8 Forward 30 hari Rp 620 Rp 623 Kurs spot Rp 625 Rp 628 Jurnal pembukuan Astra Internatinal untuk mencatat transaksi spekulasi tersebut adalah sebagai berikut : 2 Nopember 19X7 Piutang Kontrak (ma) Rp 6.150.000 Hutang Kontrak Rp 6.150.000 Untuk mencatat kontrak 10.000 Ringgit x kurs forward 90 hari Rp 6.150.000 31 Desember 19X7 Piutang Kontrak (ma) Rp 50.000 Keuntungan Pertukaran Mata Uang Rp 50.000 Untuk menyesuaikan piutang dari valuta asing dan untuk mengakui keuntungan dari perubahan kurs (10.000 Ringgit x Kurs forward 30 hari Rp 620 – Rp 615 per buku) 30 Januari 19X8 Kas (ma) Rp 6.280.000 Keuntungan Pertukaran Mata Uang Asing Rp 80.000 Piutang Kontrak Rp 6.200.000 Untuk mencatat penerimaan 10.000 Ringgit. Kurs spot yang berlaku untuk Ringgit adalah Rp 628 Hutang Kontrak Rp 6.150.000 Kas Rp 6.150.000 Untuk mencatat pembayran kewajiban kepada pialang valuta asing, dinyatakan dalam rupiah Hedging atas Posisi Aktiva Bersih dan Kewajiban Bersih Posisi aktiva bersih yang diekspos dalam mata uang asing merupakan kelebihan aktiva dan kewajiban yang dinyatakan dalam mata uang asing tersebut dan ditranslasikan ke dalam kurs yang berlaku. Suatu kontrak berjangka untuk melakukan hedging aktiva bersih yang diekspos dapat digunakan oleh para importir untuk melakukan hedging hutang dagang, dan eksportir melakukan hedging piutang dagang, yang dinyatakan dalam mata uang asing. Kontrak berjangka untuk Menjual Mata Uang Asing Untuk melakukan hedging suatu posisi aktiva bersih yang diekspos, sebuah perusahaan melakukan kontrak berjangka untuk menjual mata uang asing secara forward. Kontrak Berjangka untuk Membeli Mata Uang Asing Untuk melakukan hedging suatu posisi kewajiban bersih, sebuah perusahaan melakukan kontrak berjangka untuk membeli mata uang asing yang akan diterima di masa yang akan datang. Keuntungan dan Kerugian dalam Pertukaran Jika kontrak berjangka berjumlah sama dengan jumlah unit mata uang asing dan dalam periode yang sama dengan periode posisi aktiva atau kewajiban bersih, maka keuntungan maupun kerugian dari pertukaran pada kontrak berjangka akan meniadakan keuntungan atau kerugian dari posisi aktiva bersih maupun kewajiban bersih yang dilaporkan dalam setiap periode laporan keuangan. Dengan kata lain, tidak akan ada keuntungan maupun kerugian yang timbul dari pertukaran mata uang jika posisi aktiva bersih dan kewajiban bersih yang dilaporkan sepenuhnya di hedging Premium atau Diskon dalam Kontrak Berjangka Pada umumnya, ada biaya yang timbul dari usaha menghindari risiko perubahan kurs, yaitu efek pendapatan dari operasi hedging. Untuk mengantisipasi risiko mereka sendiri, para pialang valuta asing, pada awalnya sudah menetapkan kurs forward pada nilai yang berbeda dengan kurs spot pada saat kontrak. Perbedaan antara kedua kurs ini menimbulkan premium ataupun diskon atas kontrak berjangka. Premium atau diskon ini diperlakukan terpisah dari setiap keuntungan atau kerugian dari kontrak. Premium serta diskon diamortisasikan sepanjang umur kontrak berjangka, dimana jumlah amortisasi direfleksikan dengan pendapatan. Efek pendapatan dari posisi mata uang luar negeri yang dihedging penuh sama dengan pengeluaran yang timbul dari mengamortisasikan premium atau diskon kontrak berjangka. Amortisasi harus dilaporkan terpisah dari keuntungan atau kerugian pertukaran mata uang pada kontrak berjangka. Hedging atas posisi kewajiban bersih yang diekspos Prosedur akuntansi untuk hedging atas posisi kewajiban bersih yang diekspos tujuannya adalah melakukan hedging kewajiban yang dalam denominasi mata uang asing. Biasanya, premium akan timbul dari kegiatan hedging atas posisi kewjiban sebab kurs forward untuk membeli mata uang asing pada penerimaan di masa yang akan datang umumnya lebih besar dari kurs spot. Premium ini berada pada sisi debit, sehingga amortisasi akan mengurangi pendapatan sepanjang masa kontrak berjangka. Misalnya, sebuah kontrak berjangka untuk menerima 10,000 Dollar Australia pada 60 hari setelah memiliki kurs forward Rp 1.575 pada saat kurs spot adalah Rp 1.560. Maka kontrak berjangka dicatat sebagai berikut : Piutang Kontrak (ma) Rp 15.600.000 Premium atas Kontrak berjangka Rp 150.000 Hutang Kontrak Rp 15.750.000 Hasil dari Hedging Inti uraian di atas adalah kurs forward biasanya telah ditetapkan sedemikian rupa sehingga terdapat biaya yang harus ditanggung perusahaan yang melakukan operaasi hedging. Biaya ini berupa diskonjika terjadi penjualan mata uang asing, dan premium jika yang dilakukan adalah pembelian. Terkadang kurs yang diambil sedemikian rupa sehingga operasi hedging menciptakan saldo kredit, dimana amortisasi justru meningkatkan pendapatan. Secara ringkas, pada saat piutang kontrak dicatat dengan kurs forward sebagaimana dalam transaksi penjualan, maka hutang kontrak menggunakan kurs spot. Begitu pula sebaliknya, yang terjadi adalah pembelian. Kurs spot dijadikan patokan. Satu sisi dari transaksi tersebut dicatat dengan kurs spot sementara sisi yang lain dengan kurs forward. Jika kurs spot lebih tinggi dari kurs forward maka selisihnya adalah diskon. Jika kurs forward lebih tinggi, maka selisihnya adalah premium. Jika sebuah perusahaan melakukan kontrak berjangka untuk mata uang asing yang melebihi jumlah mata uang asing yang dinyatakan dalam posisi kewajiban atau aktiva bersih terekspos, maka kelebihan ini dianggap sebagai tindakan spekulasi.

July 7, 2011 – July 7, 2011 – SEC paper outlines one route for IFRS adoption

* SEC kertas menguraikan satu rute untuk adopsi IFRS
AS bisa membuat perubahan bertahap untuk Standar Pelaporan Keuangan Internasional selama beberapa tahun, menurut sebuah kertas staf pada konvergensi dari Securities and Exchange Commission. Kerangka diuraikan dalam makalah meliputi proses pengesahan mana IFRS akan dimasukkan ke dalam US Generally Accepted Accounting Principles selama periode waktu tertentu. Kertas bisa sinyal meningkatnya dukungan bagi transisi antara staf badan. Akuntansi Usia (London) (6 / 14) LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

* Jika SEC melupakan “condorsement”?
Diusulkan Komisi Securities and Exchange “condorsement” pendekatan Standar Pelaporan Keuangan Internasional dapat masalah lebih dari itu layak, Marie Leone menulis dalam posting blog ini. Kritik ide mengatakan quick switch ke IFRS lebih baik dari transisi berlarut-larut. Sampai SEC membuat keputusan yang jelas, “tetap perusahaan dan investor dalam akuntansi-aturan limbo,” tulis Leone. CFO.com / CFO Blog (6 / 7) LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

* AICPA survei memberikan gambaran tentang kesiapan IFRS
Sebuah survei terbaru menunjukkan AICPA sebagian besar US CPA memiliki pengetahuan tentang Standar Pelaporan Keuangan Internasional. Survei tersebut juga menemukan bahwa CPA banyak mulai mengembangkan keahlian yang lebih besar IFRS. Untuk membangun pengetahuan dalam IFRS, mencari tahu tentang Program Sertifikat AICPA itu IFRS. JournalofAccountancy.com (6 / 22) LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

* Casey: SEC “harus memutuskan untuk memasukkan IFRS untuk emiten AS”
Komisi Sekuritas dan Bursa “harus memutuskan untuk memasukkan IFRS untuk emiten AS,” kata Komisaris Kathleen Casey. “Dengan tidak adanya langkah kredibel oleh Amerika Serikat untuk meningkatkan penggunaan IFRS, kemampuan kita untuk mempengaruhi IFRS dan dengan demikian menjamin kualitas lanjutan mereka dan komparabilitas dengan cepat akan menghilang,” katanya. JournalofAccountancy.com (6 / 30) LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

IFRS Sertifikat Program dari AICPA:
AICPA Program Sertifikat IFRS adalah kurikulum komprehensif pelatihan online, alat-alat bantu penelitian dan latihan yang dirancang untuk membantu CPA memahami, mengimplementasikan dan menerapkan IFRS. Program mencakup pengakuan pendapatan, sewa, penurunan nilai, aktiva tidak berwujud, persediaan, EPS dan banyak lagi. > Mendaftar Sekarang
Perkembangan Peraturan

IASB dan FASB * setuju untuk tidak setuju pada jaring untuk derivatif
Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Dewan Standar Akuntansi Internasional telah sepakat untuk mengadopsi aturan yang berbeda untuk jaring derivatif pada neraca perusahaan. Perbedaan antara standar akan menjelaskan kepada pengguna melalui pengungkapan. Kepatuhan Minggu / Akunting & Audit blog (6 / 21) LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

* Pendapatan Komprehensif Lainnya diperbarui untuk lebih dekat ke IFRS
Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Dewan Standar Internasional mengeluarkan update untuk Lain-lain Pendapatan Komprehensif standar. Perubahan menyelaraskan penyajian pendapatan komprehensif lain di laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional dan US GAAP. Akuntansi Hari ini (6 / 16) LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

* IASB standar membawa transparansi lebih untuk pensiun manfaat pasti
Dewan Standar Akuntansi Internasional menerbitkan sebuah perusahaan baru membutuhkan akuntansi standar untuk membuat jelas bagi investor biaya pensiun karyawan. Program pensiun manfaat pasti, IASB mengatakan, adalah kewajiban keuangan terbesar bagi banyak perusahaan dan perlu bagi perusahaan untuk sepenuhnya mengungkapkan tingkat kewajiban mereka. Diatur untuk berlaku pada Januari 2013, aturan adalah bagian dari upaya dewan akuntansi untuk membuat off-balance-sheet kegiatan yang lebih transparan kepada investor. Reuters (6 / 16) LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

IASB dan FASB * untuk kembali mengekspos usulan pengakuan pendapatan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Dewan Standar Akuntansi Internasional mengumumkan pada bulan Juni niat mereka untuk kembali mengekspos pendapatan mereka merevisi usulan pengakuan selama kuartal ketiga. Langkah ini menyusul pertimbangan bersama pada umpan balik pemangku kepentingan yang diterima dari draf eksposur Juni 2010 yang akan menciptakan standar pengakuan pendapatan tunggal untuk kedua US GAAP dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional. Baca Ringkas Akuntansi AICPA pada Proyek Pengakuan Pendapatan untuk informasi lebih lanjut. JournalofAccountancy.com (6 / 15) LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

* Bagaimana usulan sewa operasi FASB yang dapat mempengaruhi perusahaan besar
Proposal Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk mengenali sewa operasi sebagai kewajiban pada neraca akan meningkatkan tingkat hutang dan, dalam waktu dekat, mengurangi pendapatan dari banyak perusahaan besar. Perusahaan di Standard & Poor 500 telah setidaknya $ 549.000.000.000 di sewa operasi, menurut perkiraan oleh David Sion, seorang analis di Credit Suisse akuntansi. Baca ini Akuntansi AICPA dan Ringkas Audit pada Proyek Akuntansi FASB / Sewa IASB. Barron (akses khusus untuk pembaca SmartBrief) (6 / 4) LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

IFRS di Tempat Kerja

* IFRS Yayasan menawarkan bimbingan untuk UKM
Yayasan IFRS Group Implementasi UKM telah mengeluarkan pedoman khusus yang pertama untuk membantu perusahaan menggunakan Standar Pelaporan Keuangan Internasional untuk entitas Kecil dan Menengah. Laporan ini, “Penggunaan IFRS untuk UKM di Laporan terpisah Orang Tua Keuangan,” menjelaskan apakah entitas induk yang tidak memiliki akuntabilitas publik dapat menggunakan IFRS untuk UKM untuk laporan terpisah keuangan ketika itu adalah bagian dari kelompok konsolidasi yang menggunakan penuh IFRS. AccountancyMagazine.com (Inggris) (6 / 24) LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

AICPA / IFRS Yayasan Konferensi IFRS: Perspektif Amerika Utara. 5-7 Oktober, 2011, Boston, MA: Ini harus-menghadiri konferensi fitur presentasi, sesi Q & A, bimbingan mempersiapkan untuk konvergensi IFRS, tantangan implementasi, praktik terbaik & lainnya. Hans Hoogersvorst, ketua, IASB, adalah pembicara utama. Daftar Sekarang
Perhatikan Internasional

* Jepang membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan IFRS, jasa keuangan menteri mengatakan
Keuangan Jepang layanan menteri, Shozaburo Jimi, mengatakan bahwa jika negara adalah untuk mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional, perusahaan-perusahaan Jepang akan perlu lima sampai tujuh tahun untuk mempersiapkan. Bisnis dan pemimpin politik masih membahas menunda pengenalan wajib karena beban pada bisnis Jepang dari gempa dan tsunami bulan Maret. The Wall Street Journal (model berlangganan berjenjang) (6 / 30) LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

* Rusia mendorong perusahaan untuk mengadopsi IFRS
Rusia terus bergerak untuk menerapkan Standar Pelaporan Keuangan Internasional. Perusahaan dengan laporan keuangan konsolidasi akan mulai beralih pada tahun 2012. Perusahaan publik dan perusahaan kecil dan menengah harus beralih selama periode transisi yang akan mengikuti. Banyak perusahaan besar telah menggunakan IFRS di Rusia untuk beberapa tahun, sehingga sudah ada banyak pengalaman di Rusia dengan standar, kata Andrew Cranston, mitra senior di KPMG di Rusia dan Uni Soviet. Times Moskow (6 / 15) LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

* Berita Lainnya

Investasi * Lebih diharapkan setelah Nigeria mengadopsi IFRS
Reuters (6 / 30) LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

* Mengubah IFRS standar yang digunakan untuk membenarkan keterlambatan dalam konvergensi India
LiveMint.com / The Wall Street Journal (India) (6 / 6) LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

AICPA Berita

* AICPA rilis pendapatan diperbarui singkat pengakuan proyek
Pada bulan Juni 2011, AICPA menerbitkan sebuah Ringkas Akuntansi dan Audit – FASB / IASB Pengakuan Pendapatan Proyek Akuntansi – untuk menjaga anggotanya informasi tentang proyek pengakuan pendapatan dan dampaknya pada anggota dan klien mereka. Pada 15 Juni, Dewan Standar Akuntansi Internasional dan Dewan Standar Akuntansi Keuangan setuju untuk kembali mengekspos proposal direvisi mereka untuk standar pengakuan pendapatan umum, pada kuartal ketiga tahun 2011 untuk periode komentar 120 hari. Singkat AICPA diperbarui membahas perubahan yang lebih signifikan papan telah tentatif sepakat untuk membuat draf eksposur ke, untuk memberikan pembaca ide yang lebih baik dari pemikiran terkini dari papan pada proyek pengakuan pendapatan. Download hari ini singkat. LinkedIn Facebook Twitter Email Berita ini

* Memahami perbedaan antara AS dan internasional akuntansi
Apakah organisasi Anda berpartisipasi dalam ekonomi global saat ini? Jika demikian, Anda perlu tahu bagaimana aturan akuntansi internasional dapat mempengaruhi neraca dan operasi. Dari laporan keuangan untuk pengobatan sewa, AS dan Akuntansi Internasional: Memahami Perbedaan memberikan contoh yang jelas dan sederhana dari perbedaan utama antara standar akuntansi AS dan internasional. Sebuah tinjauan di akhir setiap bab memperkuat poin kunci penulis ‘dan membantu Anda membangun pengetahuan dasar yang diperlukan untuk berhasil memahami bagaimana standar akuntansi internasional dapat mempengaruhi bisnis Anda.

 

PUSAT TANGGUNG JAWAB: PUSAT PENDAPATAN DAN BEBAN

A. Pusat Tanggung Jawab

Pengertian Pusat Tanggung Jawab

Pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan.

Sifat Pusat Tanggung Jawab

Pusat tanggung jawab muncul guna mewujudkan satu atau lebih maksud, yang disebut dengan cita-cita. Perusahaaan secara keseluruhan memiliki cita-cita dan manajemen senior menentukan sejumlah strategi untuk mencapai cita-cita tersebut. Fungsi dari berbagai pusat tanggung jawab dalam perusahaan adalah untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Karena setiap organisasi merupakan sekumpulan pusat tanggung jawab, maka jika setiap pusat tanggung jawab telah memenuhi tujuannya, maka cita-cita organisasi tersebut tercapai.

Hubungan antara Input dan Output

Manajemen bertanggungjawab untuk memastikan hubungan yang optimal antara input dan output. Di sejumlah pusat tanggungjawab, hubungan itu bersifat timbal balik dan langsung. Di sini, pengendalian, fokus pada penggunaan input minimum yang dibutuhkan untuk memproduksi output yang diperlukan menurut spesifikasi dan standar mutu yang benar, tepat waktu, dan sesuai dengan jumlah yang diminta. Akan tetapi dalam sejumlah situasi input tidak secara langsung berkaitan dengan output yang dihasilkan, contohnya biaya periklanan.

Mengukur Input dan Output

Input dari pusat tanggung jawab dinyatakan dalam jumlah moneter yang disebut biaya. Biaya adalah suatu ukuran moneter dari jumlah sumber daya yang digunakan oleh suatu pusat tanggung jawab. Mengukur biaya input lebih mudah daripada menghitung nilai output sehingga banyak organsisasi tidak berupaya untuk mengukur output dari masing-masing pusat tanggung jawab. Bahkan dalam organisasi nirlaba juga tidak ada tolak ukur secara kuantitatif. Namun, beberapa yang lain menggunakan perkiraan atau menggunakan angka-angka pengganti.

Efisiensi dan Efektivitas

Efisiensi adalah rasio output terhadap input, atau jumlah output per unit input. Efektivitas ditentukan oleh hubungan antara output yang dihasilkan oleh pusat tanggung jawab dengan tujuannya. Secara ringkas, suatu pusat tanggung jawab akan bersifat efisien jika melakukan sesuatu dengan tepat, dan akan bersifat efektif jika melakukan hal-hal yang tepat.

Peranan Laba

Tujuan utama dari setiap perusahaan yang berorientasi pada laba adalah memperoleh laba yang memuaskan. Oleh karena itu, laba merupakan tolok ukur yang penting atas efektivitas. Karena laba merupakan selisih antara pendapatan (ukuran output) dan biaya (ukuran input), laba juga merupakan ukuran efisiensi. Dengan demikian, laba mengukur baik efektivitas maupun efisiensi.

Jenis-Jenis Pusat Tanggung Jawab

Ada empat jenis pusat tanggung jawab, digolongkan menurut sifat input dan atau output moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian: pusat pendapatan, pusat beben, pusat laba, dan pusat investasi. Di pusat pendapatan, output diukur secara moneter; di pusat beban, input yang diukur; di pusat laba, baik pendapatan (output) maupun beban (input) diukur; dan di pusat investasi, kaitan antara laba dan investasi diukur.

B. Pusat Pendapatan

Di pusat pendapatan, suatu output (yaitu, pendapatan) diukur secara moneter, akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input (yaitu, beban atau biaya) dengan output.

C. Pusat Beban

Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur secara moneter, nnamun outputnya tidak. Ada dua jenis umum dari pusat beban, yaitu pusat beban teknik dan pusat beban kebijakan.

  1. Pusat Beban Teknik

Pusat beban teknik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Input-inputnya dapat diukur secara moneter

  2. Input-inputnya dapat diukur secara fisik

  3. Jumlah dolar optimum dan input yang dibutuhkan untuk memproduksi untuk satu unit output dapat ditentukan.

Pusat beban teknik biasanya ditemukan dalam operasi manufaktur. Di suatu pusat beben teknik, output dikalikan dengan biaya standar dari setiap unit, mengukur biaya standar dari produk jadi. Selisih antara biaya teoritis dan biaya aktual mencerminkan efisiensi dari pusat beban yang sedang diukur.

Pusat beban teknik mempunyai beberapa tugas penting lainnya yang tidak diukur dengan hanya biaya saja contohnya para pengawas bertanggung jawab atas mutu produk dan volume produksi serta efisiensi.

  1. Pusat Beban Kebijakan

Pusat beban kebijakan meliputi unit-unit administratif dan pendukung, operasi litbang, dan hampir semua aktivitas pemasaran. Output dari pusat biaya ini tidak bisa diukur secar moneter. Di pusat beban kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya yang sesungguhnya bukanlah ukuran efisiensi. Pada hakikatnya, hal tersebut hanya merupakan selisih antara innput yang dianggarkan dan input yang sesungguhnya, serta tidak mencakup nilai output. Jika biaya yang sesungguhnya tidak melebihi jumlah anggraran, maka pihak manajer sudah hidup sesuai anggaran, akan tetapi karena anggaran tidak dimaksudkan untuk meramalkan jumlah pengeluaran yang optimum, maka menjalankan usaha dalam batas-batas anggaran yang ada tidak selalu berarti menunjukkan kinerja yang efisien.

Ciri-Ciri Pengendalian Umum

1.Penyusunan Anggaran

Manajemen membuat keputusan anggaran untuk puasat beban kebijakan yang terpisah dari pusat beban teknik. Pihak manajemen merumuskan anggaran pusat beben kebijakan dengan menentukan besarnya pekerjaan yang harus dilakukan. Pekerjaan yang harus dilakukan oleh pusat beban kebijakan terbagi dalam dua kategori umum, yaitu berkesinambungan dan bersifat khusus.

Suatu teknik yang sering digunakan dalam membuat anggaran untuk pusat beban kebiajakan disebut sebagai manajemen berdasarkan tujuan 9management objective), yaitu suatu proses formal dimana pembuat anggaran mengusulkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dan menyarankan ukuran yang akan dipakai dalam evaluasi kinerja.

Fungsi perencanaan bagi pusat pengeluaran yang tak direncanakan biasanya dijalankan dalam satu di antara dua cara, yaitu: penganggaran tambahan atau penilaian berbasis nol.

Anggaran Inkremental. Dalam model ini., tingkat biaya sekarang dari pusat beban kebijakan dipakai sebagai titik awalnya. Jumlah ini disesuaikan dengan tingkat inflasi, perubahan-perubahan beban pekerjaan yang diantisipasi, pekerjaan khusus, dan jika datanya sudah tersedia maka biaya dari berbagai pekerjaan dapat dibandingkan dalam unit-unit yang sama.

Tinjauan Berdasarkan Nol (Zero-Base Review). Tinjauan berdasarkan nol adalah suatu pendekatan pembuatan anggaran dengan cara membuat analisis menyeluruh dari setiap pusat beban kebijakan pada jadwal yang terus bergulir, sehingga semuanya ditinjau setidaknya sekali setiap lima tahun.

2. Variasi Biaya

Biaya dalam pusat beban teknik sangat diperngaruhi oleh perubahan volume jangka pendek, sedangkan biaya dalam pusat beban kebijakan cukup terlindungi dari fluktuasi jangka pendek.

3. Jenis Pengendalian Keuangan

Pengendalian keuangan dalam pusat beban kebijakan sangat berbeda dengan pusat beban teknik. Di pusat beban teknik, sasarannya adalah menjadi kompetitif dalam biaya dengan cara menentukan standar dan mengukur biaya akrual dalam standar tersebut. Sedangkan tujuan utama dari pusat beban kebijakan adalah untuk mengendalikan biaya dengan mengikutsertakan para manajer guna berperan serta dalam perencanaan.

4. Pengukuran Kinerja

Dalam pusat beban kebijakan, laporan keuangan bukan merupakan suatu alat untuk mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer, tetapi indikator atas efisiensi unit tersebut tercermin dalam laporan kinerja, sehingga memotivasi pusat beban tersebut untuk membuat keputusann untuk membelanjakan kuarang dari jumlah yang dianggarkan, dimana hal ini akhirnya akan menurunkan output.

D. Pusat Administratif dan Pendukung

Pusat administratif meliputi manajemen senior korporat dan manajemen unit bisnis serta para manajer unit-unit pendukung. Pusat pendukung merupakan unit-unit yang menyediakan layanan kepada pusat tanggung jawab.

Permasalahan dalam Pengendalian

Pengendalian atas beban administratif cukup sulit dikarenakan:

1. Masalah-masalah yang ada dalam pengukuran output

Beberapa aktivitas para staf, seperti perhitungan gaji adalah begitu rutin sehingga unit-unit tersebut pada kenyataannya merupakan pusat beban teknik. Tetapi, dalam aktvitas lainnya output utamanya adalah saran dan layanan, yang merupakan fungsi yang tidak mungkin dikuantifikasi maupun dievaluasi. Karena tolak ukur untukpengukuran kinerja keuangan. Dengan demikian, varians anggaran tidak dapat diinterpretasikan sebagai gambaran dari kinerja yang efisien atau tidak efisien.

2. Tidak adanya keselarasan cita-cita

Umumnya para manajer administratif berusaha keras untuk mencapai keunggulan fungsional yang selaras dengan cita-cita perusahaan. Tetapi pada kenyataannya, hal tersebut sebagian besar tergantung pada bagaimana seseorang mendefinisikan keunggulan.

Penyusunan Anggaran

Beberapa perusahaan meminta penyajian anggaran yang lebih terperinci antara lain:

1. Bagian yang membahas biaya pokok dari suatu pusat administratif atau pendukung ditambah biaya-biaya untuk aktivitas-aktivitas yang secara instrinsik diperlukan.

2. Bagian yang membahas aktivitas kebijakan dari pusat administratif atau pendukung termasuk deskripsi dari tujuan biaya dan estimasi biaya dari setiap tujuan.

3. Bagian yang menjelaskan semua pengajuan penambahan dalam anggaran di luar inflasi.

E. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Permasalahan dalam Pengendalian

1. Kesulitan dalam menghubungkan hasil yang diperoleh dengan input

Hasil dari aktivitas penelitian dan pengembangan sangat sulit diukur kuantitasnya.aktivitas litbang biasanya mempunyai hasil setengah berwujud dalam bentuk paten produk-produk baru ataupun proses-proses baru. Tetapi, kaitan antara output dengan input sangat sukar dinilai per tahun karena produk akhir dari litbang bisa melibatkan usaha selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, input yang dicantumkan dalam anggaran tahunan tidak memiliki kaitan apapun dengan output.

2. Tidak adanya keselarasan dengan cita-cita

Manajer penelitian pada hakikatnya ingin membangun organisasi penelitian yang terbaik, meskipun barangkali lebih mahal dari apa yang biasa didanaia perusahaan. Selain itu, orang-orang yang bekerja di bidang penelitian tidak mempunyai kemampuan memadai atau tertarik mengenai bisnis untuk menentukan arah kebijakan dalam sektor penelitian secara optimal.

Rangkaian Kesatuan Penelitian dan Pengembangan

Aktiviatas-aktivitas yang dilakukan oleh organisasi litbang merupakan satu kesatuan rangkaian, dimana penelitian dasar merupakan titik awal, dan pengujian produk merupakan titik akhir. Penelitian dasar memiliki dua ciri: (1) tidak terencana, dimana pihak manajemen hanya membuat keputusan secara umummengenai bagian yang harus dieksplorasi, dan (2) seringkali ada tenggang waktu yang lama dimulainya penelitian dengan pengenalan produk baru yang berhasil.

Program Litbang

Program litbang terdiri dari serangkaian program ditambah kelonggaran untuk pekerjaan yang tidak direncanakan yang ditinjau setiap tahunnya oleh manajer senior. Tinjauan ini sering dilakukan oleh komite penelitian yang membuat keputusan mengenai proyek-proyek yang akan dikerjakan, mana yang akan diperluas, dan mana yang akan dipangkas atau dihentikan. Keputusan-keputusan ini bersifat subjektif, namun berada pada batas-batas kebijakan yang sudah ditetapkan atas total pengeluaran penelitian.

Anggaran Tahunan

Jika suatu perusahaan telah memutuskan suatu program litbang berjangka panjang dan telah menjalankan program ini dengan sistem persetujuan proyek, maka upaya untuk menyusun anggaran litbang per tahun akan menjadi persoalan yang sederhana, dengan melibatkan “kalenderisasi” atas pengeluaran yang diperkirakan selama periode anggaran. Proses penyusunan anggaran tahunan juga menjamin agar biaya aktual tidak melebihi jumlah yang dianggarkan tanpa sepengetahuan pihak manajemen. Varians yang penting dari anggaran harus disetujui oleh manajemen sebelum terjadi.

Pengukuran Kinerja

Manajemen menerima dua jenis laporan mengenai kegiatan-kegiatan litbang. Jenis laporan pertama mebandingkan prefiksi terakhir mengenai total biaya dengan jumlah yang disetujui untuk masing-masing proyek dan jenis laporan kedua terdiri dari perbandingan antara pengeluaran yang dianggarkan dengan pengeluaran aktual di masing-masing pusat tanggung jawab. Kedua jenis pelaporan tersebut tidak memberikan informasi mengenai efektivitas dari kegiatan penelitian kepada manajemen.

F. Pusat Pemasaran

Aktivitas Logistik

Aktivitas logistik adalah aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam memindahkan barang dari perusahaan ke pelanggan dan mengumpulakan piutang yang jatuh tempo dari para pelanggannya. Aktivitas-aktivitas ini mencakup transportasi ke pusat distribusi, pergudangan, pengapalan dan pengiriman, pengajuan rekening dan aktivitas yang terkait dengan fungsi kredit dan penagihan piutang.

Aktivitas Pemasaran

Aktivitas pemasaran adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh pesanan. Aktivitas-aktivitas ini meliputi uji pemasaran yang terdiri dari pembentukan dan pelatihan, serta pengawasan terhadap tenaga penjualan terdiri dari periklanan dan promosi penjualan yang seluruhnya memiliki karakteristik-karakteristik yang menimbulkan permasalahan pengendalian manajemen.

Secara ringkas, terdapat tiga jenis aktivitas dalam organisasi pemasaran. Pertama, ada aktivitas logistik, yang banyak biayanya merupakan beban teknik. Kedua, ada penciptaan pendapatan yang baiasanya dievaluasi dengan cara membandingkan antara pendapatan kuantitas fisik aktual uyang dijual baik dengan pendapatan dan unit yang dianggarkan. Ketiga, biaya pencarian pesanan yang merupakan beban kebijakan, karena tidak seorangpun tahu berapa persisnya jumlah optimal yang harus dikeluarkan.

Ketentuan PPN atas atas Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean (repost)

Yang dimaksud dengan pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean adalah setiap kegiatan pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean adalah setiap kegiatan pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. PPN dikenakan atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. Hal ini untuk memberikan perlakuan pengenaan pajak yang sama dengan impor Barang Kena Pajak, atas Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapa pun di dalam Daerah Pabean juga dikenai PPN. PPN dikenakan atas pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. Ini berarti atas jasa yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapa pun di dalam Daerah Pabean dikenai PPN. Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan di dalam Daerah Pabean adalah Barang Kena Pajak Tidak Berwujud tersebut dimiliki oleh orang pribadi atau badan yang bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Daerah Pabean, kegiatan pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang berasal dari luar Daerah Pabean tersebut dilakukan di dalam Daerah Pabean, dan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang berasal dari luar Daerah Pabean tersebut dimanfaatkan oleh siapa pun di dalam Daerah Pabean. Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan di dalam Daerah Pabean adalah Jasa Kena Pajak tersebut diserahkan oleh orang pribadi atau badan yang bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Daerah, Pemberian Jasa Kena Pajak dapat dilakukan di dalam dan/atau di luar Daerah Pabean sepanjang kegiatan pemberian Jasa Kena Pajak tersebut tidak menyebabkan orang pribadi atau badan yang bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Daerah Pabean menjadi Subjek Pajak dalam negeri, Kegiatan pemanfaatan Jasa Kena Pajak yang berasal dari luar Daerah Pabean tersebut dilakukan di dalam Daerah Pabean, dan Jasa Kena Pajak yang berasal dari luar Daerah Pabean tersebut dimanfaatkan oleh siapa pun di dalam Daerah Pabean. Dalam hal pemberian Jasa Kena Pajak yang dilakukan di dalam Daerah Pabean menyebabkan orang pribadi atau badan yang bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Daerah Pabean menjadi Subjek Pajak dalam negeri, maka pemberian Jasa Kena Pajak tersebut termasuk penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean. Penghitungan PPN yang terutang atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean adalah sebagai berikut:10% (sepuluh persen) dikalikan dengan jumlah yang dibayarkan atau seharusnya dibayarkan kepada pihak yang menyerahkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak, jika dalam jumlah yang dibayarkan atau seharusnya dibayarkan tidak termasuk PPN, 10/110 (sepuluh per seratus sepuluh) dikalikan dengan jumlah yang dibayarkan atau seharusnya dibayarkan kepada pihak yang menyerahkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak, jika dalam jumlah yang dibayarkan atau seharusnya dibayarkan sudah termasuk PPN, dalam hal tidak ditemukan adanya kontrak atau perjanjian tertulis untuk jumlah yang dibayarkan atau seharusnya dibayarkan atau ditemukan adanya kontrak atau perjanjian tertulis akan tetapi tidak dengan tegas dinyatakan bahwa dalam jumlah kontrak atau perjanjian sudah termasuk PPN, maka PPN yang terutang dihitung sebesar 10% (sepuluh persen) dikalikan dengan jumlah yang dibayarkan atau seharusnya dibayarkan kepada pihak yang menyerahkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean. Saat terutangnya PPN atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean terjadi pada saat dimulainya pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean tersebut. Saat dimulainya pemanfaatan adalah saat yang diketahui terjadi lebih dahulu dari peristiwa-­peristiwa sebagai berikut: saat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut secara nyata digunakan oleh pihak yang memanfaatkannya, saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut dinyatakan sebagai utang oleh pihak yang memanfaatkannya, saat harga jual Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau penggantian Jasa Kena Pajak tersebut ditagih oleh pihak yang menyerahkannya, atau saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut dibayar baik sebagian atau seluruhnya oleh pihak yang memanfaatkannya. Apabila saat dimulainya pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebagaimana dimaksud di atas tidak diketahui, maka saat terutangnya PPN adalah tanggal ditandatanganinya kontrak atau perjanjian atau saat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. PPN yang terutang atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean wajib dipungut dan disetorkan seluruhnya ke Kas Negara melalui Kantor Pos atau Bank Persepsi dengan menggunakan Surat Setoran Pajak oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean, paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak. Cara pengisian Surat Setoran Pajaknya adalah sebagai berikut: Pada kolom “Nama WP” dan “Alamat WP” diisi nama dan alamat orang pribadi atau badan yang bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Daerah Pabean yang menyerahkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak ke dalam Daerah Pabean. Pada kolom “NPWP” diisi dengan angka 0 (nol), kecuali kode Kantor Pelayanan Pajak diisi dengan kode Kantor Pelayanan Pajak dari pihak yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak. Pada kotak “Wajib Pajak/Penyetor” diisi nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak pihak yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak. Pada kolom Masa Pajak pada Surat Setoran Pajak diisi dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu kolom Masa Pajak untuk Masa Pajak saat terutangnya pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean. Tata cara pelaporan PPN yang telah disetor adalah sebagai berikut Bagi Pengusaha Kena Pajak, PPN yang telah disetor dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN bulan terutangnya pajak dan dapat dilaporkan pada masa pajak berikutnya paling lama 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan. SPT Masa PPN tersebut diperlakukan sebagai laporan pemungutan PPN atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean. Orang pribadi atau badan yang bukan Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan PPN yang telah disetor dengan mempergunakan lembar ketiga Surat Setoran Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan tersebut paling lama akhir bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak. Orang pribadi atau badan yang terlambat melakukan penyetoran PPN atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dikenai sanksi administrasi berupa bunga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan. PPN atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean yang terlambat disetor tersebut tetap dapat dikreditkan pada Masa Pajak saat terutangnya PPN atau pada Masa Pajak yang tidak sama, sesuai dengan ketentuan pengkreditan Pajak Masukan yang berlaku. (PMK No.40/PMK.03/2010 dan SE – 147/PJ/2010)

sumber:

http://choitax.com/index.php?view=article&catid=55%3Alppn&id=118%3Aketentuan-ppn-atas-atas-pemanfaatan-barang-kena-pajak-tidak-berwujud-danatau-jasa-kena-pajak-dari-luar-daerah-pabean&option=com_content&Itemid=50